Senin, 09 Mei 2011

Nabi

Nabi


Dalam pengertian agama samawi, nabi adalah manusia yang memperoleh wahyu dari Tuhan tentang agama dan misinya. Lebih khusus lagi terdapat istilah rasul yang dalam agama Islam dibedakan bahwa rasul memiliki kewajiban untuk menyampaikan ajaran yang diterima dari Tuhan.

Daftar isi

[tampilkan]

[sunting] Nabi dalam pemahaman Yahudi

[sunting] Nabi-nabi Awal

Dalam tradisi Yahudi dan Kristen, nabi adalah pemimpin umat yang dipanggil Allah untuk memperingati mereka agar tidak menyimpang dari perintah-perintah Allah. Umumnya tradisi kenabian dianggap baru dimulai setelah masa Samuel, hakim terakhir yang memimpin Israel sebelum munculnya sistem monarkhi. Namun para teolog sepakat bahwa tradisi kenabian dimulai sejak masa Yosua yang muncul sebagai pengganti Musa dan yang memimpin bangsa Israel memasuki Kanaan. Itu berarti, selain menjadi hakim, Samuel dapat dianggap juga memainkan peranan kenabian. Para pemimpin ini digolongkan sebagai nabi-nabi awal. Dalam kelompok ini termasuk pula nabi-nabi terkenal lainnya seperti Natan, Elia, dan Elisa. Selain itu ada juga "nabi-nabi palsu", khususnya mereka yang bekerja di lingkungan istana dan hanya memberikan nasihat-nasihat dusta yang hanya menyenangkan raja (lih. 1 Raja-raja ps. 18).

[sunting] Nabi-nabi Yang Kemudian

Yang digolongkan ke dalam nabi-nabi yang kemudian adalah mereka yang biasa disebut nabi-nabi besar dan nabi-nabi kecil.
Sebutan "nabi-nabi besar" dan "nabi-nabi kecil" tidak ada hubungannya dengan peranan, kedudukan, ataupun status nabi-nabi tersebut. Istilah ini diberikan kepada mereka hanya dalam kaitannya dengan kitab-kitab mereka. Kitab "empat nabi-nabi besar", yaitu Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, dan Daniel, umumnya panjang-panjang, dan pasal-pasalnya relatif lebih banyak daripada kitab nabi-nabi kecil. Sementara itu, kedua belas nabi kecil disebut demikian karena kitab-kitab mereka singkat-singkat. Bahkan kitab Nabi Obaja, misalnya, hanya satu pasal saja.
Yang termasuk dalam "dua belas nabi-nabi kecil" adalah Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, dan Maleakhi.
Keenambelas nabi-nabi yang namanya diabadikan menjadi nama kitab tersebut dapat dibagi menjadi lima kurun waktu[1]
  1. Masa mula-mula (c. 845-800 SM): Obaja, Yoel, dan Yunus
  2. Sebelum masa penawanan Israel (c. 760-722 SM): Amos dan Hosea (kepada kerajaan utara), Yesaya dan Mikha (kepada kerajaan selatan)
  3. Sebelum masa penawanan Yehuda (c. 627-586 SM): Zefanya, Nahum, Habakuk, Yeremia
  4. Masa pengasingan (c. 593-536): Yehezkiel, Daniel
  5. Masa pemulihan (c. 536 SM - ): Hagai, Zakharia, Maleakhi

[sunting] Nabi dalam pemahaman Kristen

Gereja Kristen umumnya mengikuti pemahaman Yahudi mengenai nabi-nabi, dengan sebuah catatan kecil. Tradisi Yahudi tidak menggolongkan kitab Daniel ke dalam kategori Kitab Nabi-nabi (nebiim), melainkan dalam kategori Tulisan atau Sastra (ketubim). Di pihak lain, gereja-gereja Kristen umumnya memasukkan kitab ini ke dalam golongan kitab nabi-nabi.
Sebagian aliran Kristen memahami "nabi" sebagai orang yang meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang jauh ke depan. Kitab Daniel, misalnya, sering ditafsirkan dalam cara ini dan seringkali dihubungkan dengan ramalan-ramalan tentang akhir zaman.
Di kalangan Gereja Kristen perdana, nabi-nabi masih memainkan peranan yang tampaknya cukup penting (1 Korintus 12:28-29, dll), namun di kemudian hari agaknya peranannya semakin berkurang, khususnya ketika gereja semakin ditata.

[sunting] Nabi dalam pemahaman Islam

Artikel utama: Nabi Islam

Nabi adalah seorang yang diberi wahyu oleh Allah dengan suatu syari'at namun tidak diperintah untuk menyampaikannya, akan tetapi mengamalkannya sendiri tanpa ada keharusan untuk menyampaikannya.
Al-Qur'an menyebut beberapa orang sebagai nabi. Nabi pertama adalah Adam, sedangkan nabi sekaligus rasul terakhir ialah Nabi Muhammad. Percaya kepada para nabi dan para rasul merupakan salah satu Rukun Iman dalam Islam.
Dalam Islam terdapat banyak nabi, tetapi yang harus diketahui hanya 25 nabi dan 4 di antaranya adalah penerima Kitab Suci:

[sunting] Muhammad Penutup Para Nabi

Dalam syariat Islam dikatakan bahwa Muhammad adalah sebagai Khataman Nabiyyin atau Penutup Para Nabi. Dalam Al-Qur'an telah dijelaskan pada Surah Al-Ahzab ayat 40 menyatakan:
"Muhammad itu sekali-kali bukanlah Bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."

Ayyub

Ayyub


Ayyub (Bahasa Arab أيوب) (sekitar 1540-1420 SM) adalah seorang nabi yang ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil dan Kaum Amoria (Aramin) di Haran, Syam. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 1500 SM dan Namanya disebutkan sebanyak 4 kali di dalam Al-Quran. Ia mempunyai 26 anak dan wafat di Huran, Syam.
Ayyub dikisahkan sebagai seorang nabi yang paling sabar ketika mendapatkan cobaan dari Tuhan, bahkan bisa dikatakan bahwa kesabarannya berada di ambang puncak kesabaran. Sering orang mengagumi kesabaran kepada Ayub. Misalnya, dikatakan: seperti sabarnya Ayyub. Jadi, Ayyub menjadi simbol kesabaran dan cermin kesabaran atau teladan kesabaran pada setiap bahasa, pada setiap agama, dan pada setiap budaya. Allah telah memujinya dalam kitab-Nya yang berbunyi:
Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaih-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya)." (QS. Shad: 44)

Daftar isi

[tampilkan]

[sunting] Etimologi

Ayyub berasal dari bahasa Arab dan bahasa Ibrani, yang memiliki arti yang sama yaitu "menggantikan."[1]

[sunting] Genealogi

Ayyub adalah putra dari Aish (Eswa) bin Ishaq bin Ibrahim. Sebagaimana disebutkan dalam kisah Yaqub, Aish adalah saudara kembar Yaqub, jadi Ayyub masih kemenakan Yaqub dan sepupu Yusuf. Dalam situs web Tayibah.com dijabarkan bahwa silsilah Ayyub adalah sebagai berikut, Ayyub bin Amus bin Tawih bin Rum bin Ais (Eswa) bin Ishaq bin Ibrahim.[2]
Sumber lain mengatakan bahwa silsilah Ayyub adalah sebagai berikut, Ayyub bin Amwas bin Zarih dari keturunan Ibrahim.[3]

[sunting] Riwayat

Ayyub adalah salah seorang manusia pilihan dari sejumlah manusia pilihan yang mulia. Allah telah menceritakan dalam kitab-Nya dan memujinya dengan berbagai sifat yang terpuji secara umum dan sifat sabar atas ujian secara khusus. Allah telah mengujinya dengan anaknya, keluarganya dan hartanya, kemudian dengan tubuhnya. Allah telah mengujinya dengan ujian yang tidak pernah ditimpakan kepada siapa pun, tetapi ia tetap sabar dalam menunaikan perintah Allah dan terus-menerus bertaubat kepada-Nya.
Setelah Nabi Ayub menderita penyakit kronis dalam jangka waktu yang cukup lama, dimana sahabat dan keluarganya telah melupakannya, maka ia menyeru Rabbnya, "(Ya Rabbku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang." (Al-Anbiya’: 83). Dikatakan kepadanya, "Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum." (Shod: 42). Nabi Ayyub AS menghantamkan kakinya, maka memancarlah mata air yang dingin karena hantaman kakinya tersebut. Dikatakan kepadanya, "Minumlah darinya serta mandilah." Nabi Ayyub AS melakukannya, maka Allah Ta’ala menghilangkan penyakit yang menimpa bathinnya dan lahirnya.
Kemudian Allah mengembalikan kepadanya; keluarganya, hartanya, sejumlah ni’mat serta kebaikan yang dikaruniakan kepadanya dalam jumlah yang banyak. Dengan kesabarannya itu maka ia merupakan suri teladan bagi orang-orang yang sabar, penghibur bagi orang-orang yang mendapat ujian atau ditimpa musibah serta pelajaran berharga bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran.*
Ketika Ayyub sakit, maka ia menemukan kepingan uang milik istrinya yang diperoleh dari hasil pekerjaannya melakukan sesuatu, sehingga ia bersumpah akan mencambuknya seratus kali cambukan. Kemudian Allah meringankannya dari Nabi Ayyub dan istrinya, seraya dikatakan kepadanya: "Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput)." Yakni seikat jerami, ilalang, tangkai atau yang lainnya sebanyak seratus biji, kemudian pukullah ia dengannya "… dan janganlah kamu melanggar sumpah." (Shod: 44). Yakni melanggar sumpahmu.
Dalam ayat di atas terdapat dalil bahwa kifarat sumpah tidak disyari’atkan kepada seseorang sebelum syari’at kita, serta kedudukan sumpah di hadapan mereka adalah sama dengan nazdar, yang mesti dipenuhi.
Juga dalam ayat tersebut terdapat dalil, bahwa bagi orang yang tidak mungkin dilaksanakan hukuman had atasnya karena kondisinya yang lemah atau alasan lainnya, hendaklah diberlakukan kepadanya hukuman yang disebut dengan hukuman tersebut, karena tujuan dari pemberlakuan hukuman itu ialah pemberian rasa jera, bukan perusakkan atau penghancuran.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik dari Nabi Muhammad, beliau bersabda, “Sesungguhnya Nabi Allah Ayub AS diuji dengan musibah tersebut selama delapan belas tahun, dimana keluarga dekat serta keluarga yang jauh telah menolaknya dan mengusirnya kecuali dua orang laki-laki dari saudara-saudaranya, dimana keduanya telah memberinya makan dan mengunjunginya. Kemudian pada suatu hari salah seorang dari kedua saudaranya itu berkata kepada saudaranya yang satu, ‘Demi Allah, perlu diketahui, bahwa Ayub telah melakukan suatu dosa yang belum pernah dilakukan siapa pun di dunia ini.’ Sahabatnya itu bertanya, ‘Dosa apakah itu?.’ Saudaranya tadi berkata, ‘Selama delapan belas tahun Allah tidak merahmatinya, sehingga menyembuhkannya dari penyakit yang dideritanya.’ Ketika keduanya mengunjungi Ayyub AS maka salah seorang dari kedua saudaranya itu tidak dapat menahan kesabarannya, sehingga ia menyampaikan pembicaraan tersebut kepadanya. Ayyub AS menjawab, ‘Aku tidak mengetahui apa yang kamu berdua bicarakan, kecuali Allah Ta’ala telah memberitahukan; bahwa aku diperintah untuk mendatangi dua orang laki-laki yang berselisih supaya keduanya mengingat Allah. Sedang aku akan kembali ke rumahku dan menutup diri dari keduanya, karena merasa benci mengingat Allah, kecuali dalam kebanaran.’”
Nabi Muhammad bersabda, “Ketika Ayyub AS pergi menunaikan hajatnya maka istrinya memegang tangannya hingga selesai. Suatu hari istrinya datang terlambat dan Ayyub AS menerima wahyu, ‘Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum.’ (Shad: 42) Ketika istrinya datang dan bermaksud menemuinya, maka ia melayangkan pandangannya dalam keadaan tertegun, dan Ayyub AS menyambutnya dalam rupa dimana Allah telah menyembuhkan penyakit yang dideritanya, dan rupanya sangat tampan seperti semula. Ketika istrinya melihatnya, seraya bertanya, ‘Semoga Allah memberkatimu, apakah engkau melihat nabi Allah yang sedang diuji? Demi Allah, bahwa aku melihatnya mirip denganmu saat ia sehat.’ Ayyub AS menjawab, ‘Sesungguhnya aku ini adalah dia.’ Ketika itu di hadapannya terdapat dua buah gundukan yaitu gundukan gandum dan jewawut. Kemudian Allah mengirim dua buah awan, dimana ketika salah satunya menaungi gundukan gandum, maka tercurah padanya emas hingga penuh, sedangkan pada gundukan jewawut tercurah mata uang hingga penuh.” (HR. Abu Ya’la, 3617, yang dishahihkan al-Hakim (2/581-582) dan Ibnu Hibban (2091) serta al-Albani dalam kitab Shahîh-nya no. 17).

Daud

Daud


Daud (bahasa Ibrani: דָּוִד, bahasa Inggris Davíd, bahasa Tiberia, Dāwíð, bahasa Arab: داوود atau داود, Dā'ūd, bahasa Tigrinya: Dāwīt) merupakan seorang nabi dan rasul dalam agama Islam dan merupakan raja kedua dan yang paling terkenal dalam kerajaan Israel. Dalam agama Islam Nabi Daud menerima kitab Zabur, sementara dalam agama Kristen Daud menuliskan banyak Mazmur yang dikumpulkan ke dalam kitab Mazmur. Daud adalah moyang dari Yesus atau Isa al-masih.

Daftar isi

[tampilkan]

[sunting] Daud menurut pandangan Yahudi dan Kristen

Daud dilahirkan di Betlehem, Efrata, di daerah yang bernama Yudea (1 Samuel 16). Ayahnya bernama Isai dan masa remajanya dilewatinya sebagai seorang gembala. Suatu kali, ketika sedang menggembalakan dombanya, Daud diperintahkan ayahnya mengantarkan bekal makanan kepada kakak-kakaknya yang sedang berhadap-hadapan dengan tentara-tentara Filistin.

[sunting] Membunuh Goliat

Tiba di medan pertempuran, Daud bangkit amarahnya ketika mendengar Tuhannya dihujat oleh tentara Filistin. Mereka menantang siapapun juga untuk maju berperang melawan Goliat, salah seorang anggota pasukan Filistin yang terkenal sangat besar tubuhnya. Daud semakin menjadi-jadi amarahnya ketika tahu bahwa tak seorangpun di antara tentara Israel yang berani maju menjawab tantangan Goliat. Akhirnya Daud merelakan diri mau bertempur dengan hanya menggunakan umban dan beberapa butir batu. Goliat mati terkena lemparan umban dan Daud menjadi pahlawan Israel.

[sunting] Menjadi raja Israel

Kemenangan Daud membuat ia dipuja-puja sebagai pahlawan. Hal ini membangkitkan rasa iri dan dengki pada diri Saul, raja Israel yang pertama. Akhirnya Allah tidak lagi berkenan atas Saul dan Daud pun menggantikannya menjadi raja Israel yang kedua.
Meskipun demikian, hubungan Daud dengan Saul boleh dikatakan istimewa. Daud seringkali diundang untuk bermain kecapi di istana Saul. Setelah kemenangannya atas Goliat, Daud menikahi Mikhal, anak perempuan Saul. Dan Yonatan, anak laki-laki Saul, adalah sahabat karib Daud.

[sunting] Dosa Daud

Kitab Suci Ibrani dan Kristen tidak melihat Daud sebagai tokoh yang serba sempurna, karena ternyata ia pun pernah terjatuh ke dalam dosa. Suatu hari Daud sedang berjalan-jalan di atap istananya. Dari atas ia melihat Batsyeba yang cantik jelita. Sayang sekali ternyata Batsyeba adalah istri Uria, panglima perang Daud sendiri. Dengan berbagai tipu muslihat Daud akhirnya berhasil menyingkirkan Uria, dan ia pun memperistri Batsyeba. Namun Allah mengetahui kebusukan Daud, dan melalui Nabi Natan, Allah menegur Daud. Daud menyesali dosa-dosanya (2 Samuel 12:1-25).

[sunting] Keluarga Daud

Dari Batsyeba Daud mendapatkan seorang anak yang dinamainya Salomo yang kelak menggantikannya sebagai raja Israel yang ketiga. Daud mempunyai sejumlah anak lainnya. Antara lain adalah Absalom, seorang pemuda yang sangat tampan, yang sangat disayangi oleh Daud. Suatu kali Amnon, anak sulung Daud, memperkosa Tamar, adik perempuan Absalom. Absalom sangat marah. Dua tahun kemudian ia membalas dendam dengan menyuruh anak buahnya membunuh Amnon. Daud marah karena Amnon dibunuh, namun kemudian ia mengampuni Absalom (2 Samuel 13:23-29; 14:1-33).
Belakangan Absalom mengadakan pemberontakan terhadap Daud. Dalam pemberontakan ini Absalom mati dibunuh oleh Yoab, panglima Daud (2 Samuel 18:1-18).

[sunting] Mazmur Daud

Menurut tradisi Kitab Mazmur (Zabur dalam Islam) disebut sebagai karangan Daud. Kitab ini berisi berjenis-jenis puisi berupa doa, nyanyian pujian, ratapan, doa penyesalan, dll.

[sunting] "Anak Daud

Anak Daud adalah salah satu gelar Yesus, karena ia berasal dari keturunan Raja Daud.[1]

[sunting] Daud dalam Islam

Daud ( داود Dāwūd) ialah nabi sekaligus raja Bani Israil. Semenjak masih muda telah menyertai tentera Bani Israil di bawah pimpinan Thalut melawan pasukan bangsa Palestin yang dipimpin Jalut (Goliath). Daudlah yang berhasil membunuh Jalut, sehingga dipuji sebagai pahlawan perang. Setelah Raja Thalut meninggal, Daud menggantikannya sebagai raja. Allah mengangkat Daud sebagai nabi dan rasul-Nya. Kepadanyalah diturunkan kitab Zabur. Ia memiliki sejumlah mukjizat, kecerdasan akal, mengerti bahasa burung, dan melembutkan besi hanya dengan menggunakan tangan kosong dan Daud juga memiliki suara yang paling merdu dari semua suara umat manusia, sama seperti Yusuf yang diberikan wajah yang paling tampan.
Daud yang mulai pembangunan Bait Suci yaitu Baitul Muqaddis yang telah diselesaikan oleh anaknya Sulaiman, yang kemudian sekarang menjadi tempat Masjid Al-Aqsa. Daud meninggal dalam usia 100 tahun dan dikebumikan di Baitul Muqaddis.

Isa

Isa



Artikel ini adalah bagian dari seri Islam
Allah-eser-green.png
Rasul

Nabi Muhammad SAW
.
Kitab Suci

Al-Qur'an
.
Rukun Islam
1. Syahadat · 2. Salat · 3. Puasa
4. Zakat · 5. Haji
Rukun Iman
Iman kepada : 1. Allah
2. Malaikat · 3. Al-Qur'an ·4. Nabi
5. Hari Akhir · 6. Qada & Qadar
Tokoh Islam
Muhammad SAW
Nabi & Rasul · Sahabat
Ahlul Bait
Kota Suci
Mekkah · & · Madinah
Kota suci lainnya
Yerusalem · Najaf · Karbala
Kufah · Kazimain
Mashhad ·Istanbul · Ghadir Khum
Hari Raya
Idul Fitri · & · Idul Adha
Hari besar lainnya
Isra dan Mi'raj · Maulid Nabi
Asyura
Arsitektur
Masjid ·Menara ·Mihrab
Ka'bah · Arsitektur Islam
Jabatan Fungsional
Khalifah ·Ulama ·Muadzin
Imam·Mullah·Ayatullah · Mufti
Hukum Islam
Al-Qur'an ·Hadist
Sunnah · Fiqih · Fatwa
Syariat · Ijtihad
Manhaj
Salafush Shalih
Mazhab
1. Sunni :
Hanafi ·Hambali
Maliki ·Syafi'i
2. Syi'ah :
Dua Belas Imam
Ismailiyah·Zaidiyah
3. Lain-lain :
Ibadi · Khawarij
Murji'ah·Mu'taziliyah
Lihat Pula
Portal Islam
Indeks mengenai Islam
Isa (bahasa Arab: عيسى, `Īsā, Essa; sekitar 1 - 32M) adalah nabi penting dalam agama Islam dan merupakan salah satu dari Ulul Azmi. Dalam Al-Qur'an, ia disebut Isa bin Maryam atau Isa al-Masih. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 29 M dan ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Palestina.
Namanya disebutkan sebanyak 25 kali di dalam Al-Quran. Cerita tentang Isa kemudian berlanjut dengan pengangkatannya sebagai utusan Allah, penolakan oleh Bani Israil dan berakhir dengan pengangkatan dirinya ke surga.

Daftar isi

[tampilkan]

[sunting] Etimologi

Kata Isa ini diperkirakan berasal dari bahasa Aram, Eesho atau Eesaa. Yesus Kristus adalah nama yang umum digunakan umat Kristen untuk menyebutnya, sedangkan orang Kristen Arab menyebutnya dengan Yasu' al-Masih (bahasa Arab: يسوع المسيح).
Kemudian, ia diyakini mendapatkan gelar dari Allah dengan sebutan Ruhullah dan Kalimatullah. Karena Isa dicipta dengan kalimat Allah "Jadilah!", maka terciptalah Isa, sedangkan gelar Ruhullah artinya ruh dari Allah karena Isa langsung diciptakan Allah dengan meniupkan ruh kedalam rahim Maryam binti Imran.

[sunting] Genealogi

Narasi Qur'an tentang Isa dimulai dari kelahiran Maryam sebagai putri dari Imran, berlanjut dengan tumbuh kembangnya dalam asuhan Zakariya, serta kelahiran Yahya. Kemudian Al-Qur'an menceritakan keajaiban kelahiran Isa sebagai anak Maryam tanpa ayah.
(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah). (Ali 'Imran: 45)
Dikisahkan pula bahwa selama Isa berada didunia, ia tidak menikahi seorang wanita karena ia terlebih dahulu diangkat oleh Allah kelangit. Akan tetapi, ada riwayat yang mengatakan bahwa Isa akan menikah dengan salah satu umat Muhammad ketika ia turun dari langit, kejadian ini dikisahkan menjelang akhir zaman.

[sunting] Wujud

Dalam situs Google Books dikatakan bawa wujud fisik Isa digambarkan oleh Muhammad yaitu, rambutnya terbelah dua, wajahnya tampan, kulitnya putih agak kemerah-merahan. Muhammad bertemu dengan Isa, ketika ia sedang dalam Isra Mi'raj ke Sidrat al-Muntahā, dilangit kedua yang disebut sebagai Al-Maa'uun.[1]

[sunting] Riwayat

[sunting] Kelahiran

Muslim percaya pada konsep kesucian Maryam, yang telah diceritakan sepanjang dalam beberapa ayat dalam Al Qur'an. Menurut kisah di Al-Qur'an, Maryam selalu beribadah dan telah dikunjungi oleh malaikat Jibril. Jibril mengatakan kepada Maryam tentang akan diberikan calon anak yang bernama Isa, Maryam sangat terkejut, karena ia telah bersumpah untuk menjaga kesuciannya kepada Allah dan tetap mempertahankan hal itu dan bagaimana pula dia bisa hamil tanpa seorang lelaki, lalu Jibril menenangkan Maryam dan mengatakan bahwa perkara ini adalah perkara yang mudah bagi Allah, yang ingin membuat dia sebagai tanda untuk manusia dan rahmat dari-Nya. Seperti halnya dalam konsep penciptaan Adam tanpa ibu dan bapak.
Pembicaraan mereka terekam dalam salah satu surah di dalam Al-Qur'an
Jibril berkata; "Demikianlah". Tuhanmu berfirman: "Hal itu adalah mudah bagiKu; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan". (surat Maryam: 21)
...Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya: "Jadilah", maka jadilah ia. (Maryam: 35)
Beberapa ayat lain terkait dengan kelahiran Isa antara lain
Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia. (Ali Imran: 59)
Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh)nya ruh dari Kami dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam (Al Anbiyaa': 21)
Setelah Isa berada di dalam rahim Maryam, ia lalu mengasingkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur. Disana ia melahirkan dan beristirahat di dekat sebuah batang pohon kurma. Isa kemudian berbicara memerintahkan ibunya dari buaian, untuk mengguncangkan pohon untuk mengambil buah-buah yang berjatuhan, dan juga untuk menghilangkan rasa takut Maryam dari lingkungan sekelilingnya Maryam berzinah, kemudian Maryam menunjuk kepada anaknya yang baru lahir itu, maka Isa pun menjawab
Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Alkitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi; dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.. (Maryam: 30-32)
Referensi dalam hadits lain adalah: "Ketika setiap manusia lahir. Setan menyentuh seorang bayi di kedua sisi tubuh dengan dua jarinya, kecuali Isa a.s., putera Maryam, Setan mencoba menyentuhnya tapi gagal, karena dia hanya menyentuh plasentanya saja."[2]
Menurut al-Tabari, hal ini disebabkan karena doa Maryam: "Aku berlindung kepada-Mu, untuk dia dan keturunannya dari setan yang terkutuk."

[sunting] Misi sebagai nabi

Menurut teks-teks Islam, Isa diutus kepada Bani Israil, untuk mengajarkan tentang ke-esaan Tuhan dan menyelamatkan mereka dari kesesatan. Muslim percaya Isa telah dinubuatkan dalam Taurat, membenarkan ajaran-ajaran nabi sebelumnya. Isa digambarkan juga dalam ajaran Islam, memiliki mukjizat sebagai bukti kenabiannya, seperti berbicara sewaktu masih bayi dalam peraduan, memberikan nyawa/kehidupan pada burung yang terbuat dari tanah liat, menyembuhkan orang yang terkena lepra, menyembuhkan orang tuna netra, membangkitkan orang mati dan meminta makanan dari surga atas permintaan murid-muridnya. Beberapa kisah menyebutkan bahwa Yahya bin Zakariyya[3] pernah bertemu dengan Isa di sungai Yordan, sewaktu Yahya pergi ke Palestina.
Sungai Yordan tempat dimana Isa bin Maryam pernah bertemu dengan Yahya bin Zakariyya. menurut beberapa kisah.[4]
Beberapa ayat dari Al Qur'an yang menegaskan tentang kenabian Isa antara lain:
Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Alkitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi,dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali". Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya. Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya: "Jadilah", maka jadilah ia. (Maryam: 30-35)
Dan tatkala Isa datang membawa keterangan dia berkata: "Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa hikmat dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah (kepada) ku". Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu maka sembahlah Dia, ini adalah jalan yang lurus. Maka berselisihlah golongan-golongan (yang terdapat) di antara mereka, lalu kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang zalim yakni siksaan hari yang pedih (kiamat). (Az Zukhruf: 63-65)
Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu). (Al Maa'idah: 75)
Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?". Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib". Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. (Al Maa'idah: 116-117)

[sunting] Isa dan Ruhul Qudus

Qur'an juga menceritakan perihal Isa yang diberikan kekuatan dengan ruh kudus oleh Tuhan.
Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat. Dan Kami berikan kepada Isa putera Maryam beberapa mukjizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya tidaklah berbunuh-bunuhan orang-orang (yang datang) sesudah rasul-rasul itu, sesudah datang kepada mereka beberapa macam keterangan, akan tetapi mereka berselisih, maka ada di antara mereka yang beriman dan ada (pula) di antara mereka yang kafir. Seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya. (Al Baqarah: 253)
(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: "Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) diwaktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan ijin-Ku, kemudian kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan (ingatlah) di waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir di antara mereka berkata: "Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata". (Al Maa'idah: 110)

Musa

Musa


Musa מֹשֶׁה Mošé
MosesRescued FromTheNile.JPG
"Bayi Musa diambil dari air", oleh Nicolas Poussin, 1638.
Arti nama Orang yang diambil dari air[1]
Orang tua Amram[2] (ayah), Yokhebed[2] (ibu)
Istri Zipora[3] anak Yitro (Rehuel)
Anak Gersom dan Eliezer[4]
Saudara Harun[2] (laki-laki), Miryam[5] (perempuan)
Pekerjaan Pengantara Allah, Pemberi Hukum, Nabi, Pemimpin Bangsa[6]
Tempat lahir Goshen, Mesir[7]
Tempat mati Gunung Nebo[8], Moab (Yordania modern)
Umur 120 tahun[9]
Sumber
Musa (bahasa Ibrani: מֹשֶׁה Mošé; bahasa Tiberia: Mōšeh; bahasa Arab: موسى, Mūsā; bahasa Ge'ez: ሙሴ Musse) (sekitar 1527-1408 SM) adalah seorang nabi yang menyampaikan Hukum Taurat dan menuliskannya dalam Pentateveh/Pentateukh (Lima Kitab Taurat). Musa adalah anak Amram dari suku Lewi, anak Yakub bin Ishak. Ia diangkat menjadi nabi sekitar tahun 1450 SM. Ia ditugaskan untuk membawa Bani Israil keluar dari Mesir. Namanya disebutkan sebanyak 873 kali dalam 803 ayat dalam 31 buku di Alkitab Terjemahan Baru[10] dan 136 kali di dalam Al-Quran. Ia memiliki orang 2 anak (Gersom dan Eliezer) dan wafat di Tanah Tih (Gunung Nebo).

Daftar isi

[tampilkan]

[sunting] Pandangan Yahudi dan Nasrani

Musa adalah seseorang yang diutus oleh Allah untuk pergi membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir, dan menuntun mereka pada tanah perjanjian yang dijanjikan Allah kepada Abraham, yaitu tanah Kanaan.
Musa harus melewati berbagai macam rintangan sebelum akhirnya benar-benar menerima mandat sebagai orang yang diutus oleh Allah untuk membebaskan bangsa Israel, seperti misalnya hampir dibunuh ketika bayi, dikejar-kejar oleh Firaun, sampai harus menjalani hidup sebagai pengembala di Midian selama 40 tahun . Itu semua diijinkan Tuhan untuk membentuk karakternya, sampai akhirnya Tuhan menemuinya sendiri dalam peristiwa semak belukar yang terbakar namun tidak dapat habis terbakar.
Ketika Musa sudah menerima mandat untuk membebaskan bangsa Israel, kuasa Tuhan mulai menyertai Musa, ditandai dengan adanya mujizat-mujizat yang diadakan oleh Tuhan melalui Musa, baik ketika masa pembebasan Israel dengan tulah-tulah, maupun ketika masa perjalanan bangsa Israel ke Kanaan.
Pada akhirnya, Musa tidak sampai memimpin bangsa Israel masuk ke tanah tersebut, oleh karena kesalahan perkataan Musa di Mara yang disebabkan oleh betapa pahit hati Musa menghadapi orang Israel. Musa hanya mengantarkan orang Israel sampai ke tepi sungai Yordan di mana di seberang sungai tersebut terletak Kanaan, tanah yang dijanjikan tersebut. Musa akhirnya digantikan oleh abdinya yang setia yaitu Yosua, yang pada akhirnya berhasil memimpin bangsa Israel masuk tanah Kanaan.
Garis waktu kehidupan Musa adalah sebagai berikut:
  • Musa dilahirkan setelah Yusuf meninggal, di dalam pemerintahan Firaun.
  • Musa berasal dari suku Lewi.

[sunting] Etimologi

Menurut Kitab Kejadian, nama Musa berarti "diangkat dari air". Beberapa ahli kitab masih mempercayai bahwa "air" di Alkitab seringkali merupakan metafora yang menunjuk kepada bangsa kafir, setan (sebuah pemahaman yang dapat dimengerti untuk seorang pengembara di padang gurun), dan keduniawian.[rujukan?] Maka itu, nama Musa menyimbolkan sebuah harapan keselamatan dari setan oleh Tuhan(?) selama Tuhan menuntun mereka ke tanah perjanjian. Musa juga memimpin bangsa Israel melewati Laut Merah, yang mana itu juga menunjukkan penyelamatan dari air.

[sunting] Dalam Hubungannya Dengan Kebudayaan Mesir

  • Beberapa ahli kitab Yahudi[rujukan?] mempercayai bahwa nama Musa yang sesungguhnya adalah versi bahasa Mesir dari "diangkat (dari air)", dan kemudian itu diserap ke dalam bahasa Yahudi, entah melalui tulisan dalam Alkitab, atau oleh Musa sendiri kemudian.
  • Banyak ahli kitab modern[rujukan?] mempercayai bahwa putri Firaun mungkin memberikan namanya dari bahasa Mesir "Mose"/"Mese", yang artinya "anak" atau "keturunan" atau "pemberian"; contohnya: "Thutmose" berarti "anak dari Thoth", dan Rameses berarti "anak yang diberi oleh Ra".
  • Banyak ahli kitab[rujukan?] yang mempercayai bahwa Musa sesungguhnya memiliki nama lengkap dalam bahasa Mesir, dengan nama utama "Mose"/"Mese" dan digabung dengan nama dewa Mesir (mirip seperti Rameses), tapi nama dewa itu kemudian ditanggalkan, entah pada saat dia menggabungkan diri ke dalam budaya Israel, atau oleh penulis-penulis selanjutnya, yang merasa terganggu dengan fakta bahwa Nabi mereka memiliki nama Mesir yang sedemikian.
  • Dalam bahasa Mesir kuno, kata "Mo" itu berarti "Air, sementara kata "Sa" berarti "Anak". Nama lengkapnya "Mosa" berarti "anak dari air", seperti fakta bahwa dia ditemukan dalam keranjang di atas air.

[sunting] Lain-lain

Dari antara orang-orang Aram dan Neo-Hitit, penduduk di Sam'al Utara, Yaudi, menyebutkan bahwa ada jejak-jejak kebudayaan nenek moyang pahlawan Moschos, menunjuk kepada pahlawan Yunani Mopsus (yang mana namanya berarti "anak sapi" yang memiliki beberapa kesamaan dengan Musa [11] kesamaan-kesamaan ini hanya tetang berada di lokasi yang sama dan memiliki nama yang sama.

[sunting] Latar Belakang

Sebelum terjadinya perbudakan Israel, bangsa Israel hidup senang di tanah Mesir, selama bangsa Mesir berada di bawah pemerintahan Yusuf, yang adalah orang Israel. Yusuf merupakan orang Israel yang dijual ke tanah Mesir oleh saudara-saudaranya oleh karena iri hati. Namun oleh karena pertolongan Tuhan, Yusuf dapat melalui itu semua dan pada akhirnya menjadi penguasa tingkat dua mesir, setingkat langsung di bawah firaun yang waktu itu berkuasa. Firaun memberikan kuasa dan kepercayaan penuh kepada Yusuf untuk melakukan apapun yang dianggap Yusuf baik bagi Mesir, dan kemudian Yusuf memboyong keluarganya pindah ke tanah Mesir, karena di Kanaan tempat keluarganya dahulu berdiam terjadi kelaparan hebat. Itulah penyebab awal mula bangsa Israel dapat tinggal di Mesir. Musa adalah anak Amram dan Yokhebed, saudara dari ayah Amram yaitu Kehat, yang adalah kaum suku Lewi. Musa memiliki dua orang saudara, yaitu Miriam dan Harun. Musa dilahirkan di dalam pemerintahan Firaun. Setelah beberapa waktu, Yusuf pun meninggal. Dan berkuasalah seorang Firaun yang tidak mengenal Yusuf. Firaun ini khawatir dan cemas akan perkembangan jumlah bangsa Israel yang begitu besar jumlahnya, bahkan sudah melebihi jumlah dari bangsa Mesir sendiri. Firaun khawatir bangsa Israel suatu saat akan membelot dan bersekutu dengan tentara musuh ketika bangsa Mesir sedang menghadapi peperangan.
Oleh karena itu, Firaun melakukan hal-hal ini untuk menekan laju pertumbuhan penduduk Israel:
  1. menempatkan pengawas-pengawas rodi untuk menindas bangsa Israel dengan paksa.
  2. menyuruh bidan-bidan yang membantu bangsa Israel bersalin untuk membunuh setiap bayi yang dilahirkan begitu keluar dari kandungan, apabila bayi tersebut laki-laki.
  3. menyuruh pengawalnya membunuh melemparkan semua bayi laki-laki yang ditemui ke sungai Nil.
Namun segala hal tersebut ternyata tidak dapat menekan angka pertumbuhan penduduk Israel, bahkan semakin bertambah banyak.
Pada saat itu, Yokhebed, ibu Musa, melahirkan Musa, dan kelahiran itu dirahasiakan. Namun sesudah tiga bulan, Yokhebed tidak mampu merahasiakannya lagi. Oleh karena itu, Yokhebed mengambil sebuah keranjang pandan. Musa diletakkan di dalam keranjang tersebut, dan kemudian keranjang itu dihanyutkan di sungai Nil. Sementara itu kakak perempuannya, Miriam, mengamati dari jauh tentang apa yang akan terjadi dengan keranjang itu.
Kemudian datanglah puteri Firaun, bersama dayang-dayangnya untuk mandi di sungai Nil. Ketika ia melihat keranjang tersebut, dia menyuruh dayangnya untuk mengambilnya. Ketika dibuka, nampaklah bayi tersebut, dan puteri Firaun tersebut merasa kasihan. Demikianlah puteri Firaun memutuskan untuk mengadopsi bayi tersebut sebagai anaknya, karena ia sendiri tidak memiliki anak.

[sunting] Kelahiran

Kitab Keluaran
1:8. Kemudian bangkitlah seorang raja baru imemerintah tanah Mesir, yang tidak mengenal Yusuf. 1:9 Berkatalah raja itu kepada rakyatnya: "Bangsa Israel itu sangat banyak dan lebih besar jumlahnya dari pada kita.
1:10 Marilah kita bertindak dengan bijaksana terhadap mereka, supaya mereka jangan bertambah banyak lagi dan--jika terjadi peperangan--jangan bersekutu nanti dengan musuh kita dan memerangi kita, lalu pergi dari negeri ini." 1:11 Sebab itu pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas mereka dengan kerja paksa: mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan Raamses. 1:12 Tetapi makin ditindas, makin bertambah banyak dan berkembang mereka, sehingga orang merasa takut kepada orang Israel itu. 1:13 Lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja, 1:14 dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu.
1:15. Raja Mesir juga memerintahkan kepada bidan-bidan yang menolong perempuan Ibrani, seorang bernama Sifra dan yang lain bernama Pua, katanya: 1:16 "Apabila kamu menolong perempuan Ibrani pada waktu bersalin, kamu harus memperhatikan waktu anak itu lahir: jika anak laki-laki, kamu harus membunuhnya, tetapi jika anak perempuan, bolehlah ia hidup." 1:17 Tetapi bidan-bidan itu takut akan Allah dan tidak melakukan seperti yang dikatakan raja Mesir kepada mereka, dan membiarkan bayi-bayi itu hidup. 1:18 Lalu raja Mesir memanggil bidan-bidan itu dan bertanya kepada mereka: "Mengapakah kamu berbuat demikian membiarkan hidup bayi-bayi itu?" 1:19 Jawab bidan-bidan itu kepada Firaun: "Sebab perempuan Ibrani tidak sama dengan perempuan Mesir; melainkan mereka kuat: sebelum bidan datang, mereka telah bersalin." 1:20 Maka Allah berbuat baik kepada bidan-bidan itu; bertambah banyaklah bangsa itu dan sangat berlipat ganda. 1:21 Dan karena bidan-bidan itu takut akan Allah, maka Ia membuat mereka berumah tangga. 1:22 Lalu Firaun memberi perintah kepada seluruh rakyatnya: "Lemparkanlah segala anak laki-laki yang lahir bagi orang Ibrani ke dalam sungai Nil; tetapi segala anak perempuan biarkanlah hidup."
2:1. Seorang laki-laki dari keluarga Lewi kawin dengan seorang perempuan Lewi; 2:2 lalu mengandunglah ia dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik, disembunyikannya tiga bulan lamanya. 2:3 Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi, sebab itu diambilnya sebuah peti pandan, dipakalnya dengan gala-gala dan ter, diletakkannya bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil; 2:4 kakaknya perempuan berdiri di tempat yang agak jauh untuk melihat, apakah yang akan terjadi dengan dia.
2:5. Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai Nil, lalu terlihatlah olehnya peti yang di tengah-tengah teberau itu, maka disuruhnya hambanya perempuan untuk mengambilnya. 2:6 Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: "Tentulah ini bayi orang Ibrani." 2:7 Lalu bertanyalah kakak anak itu kepada puteri Firaun: "Akan kupanggilkah bagi tuan puteri seorang inang penyusu dari perempuan Ibrani untuk menyusukan bayi itu bagi tuan puteri?" 2:8 Sahut puteri Firaun kepadanya: "Baiklah." Lalu pergilah gadis itu memanggil ibu bayi itu. 2:9 Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu: "Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu." Kemudian perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya. 2:10 Ketika anak itu telah besar, dibawanyalah kepada puteri Firaun, yang mengangkatnya menjadi anaknya, dan menamainya Musa, sebab katanya: "Karena aku telah menariknya dari air."

[sunting] Masa Dewasa

Setelah berumur 40 tahun, Musa melarikan diri dari Mesir karena ia membunuh seorang Mesir. Ia sampai ke Midian dan menjadi penggembala domba selama 40 tahun lamanya. Ia menikahi putri imam Zadok dan mempunyai dua orang anak. Kemudian Musa diutus oleh Allah yang berbicara kepada Musa melalui semak yang menyala-nyala namun tidak terbakar. Allah mengutus Musa untuk menyelamatkan bangsa Israel dari perbudakan. Musa pun kembali ke Mesir untuk meminta Firaun melepaskan bangsa Israel dengan ditemani Harun, kakaknya.
Firaun tidak bersedia melepaskan bangsa Israel karena hatinya dikeraskan oleh Allah untuk menunjukkan kuasa Allah kepada manusia. Akhirnya Allah menimpakan sepuluh tulah kepada bangsa Mesir yang puncaknya diperingati oleh bangsa Yahudi sebagai hari raya 'Pesakh' atau pelepasan (Paskah zaman Perjanjian Lama menurut orang Kristen).
Musa memimpin bangsa Israel dari Mesir menuju tanah perjanjian yang berlimpah susu dan madunya, yaitu tanah Kanaan. Ketika mulai keluar dari Mesir, sang Firaun mengubah pikirannya dan mengejar kembali orang Israel. Musa kemudian membelah Laut Mati sehingga rakyat Israel yang hampir terkejar dapat menyeberang dan kemudian Musa menenggelamkan para pengejar yang berusaha menangkap kembali orang Israel. Selama perjalanan, bangsa Israel terus mengeluh dan mencobai Allah sehingga Allah marah dan menghukum Israel mengembara di padang pasir 40 tahun.
Musa menerima Sepuluh Perintah Allah di bukit Sinai, dan menerima peraturan-peratuan peribadatan dan hukum-hukum sipil yang dilakukan oleh bangsa Israel hingga hari ini. Allah dengan perantaraan Musa melakukan banyak mujizat kepada bangsa Israel yang tidak percaya seperti memberikan manna, air, dan burung puyuh untuk menjadi makanan pokok orang Israel selama di gurun sehingga mereka tidak kelaparan maupun kehausan. Setelah 40 tahun lamanya memutari jazirah Arab, bangsa Israel sampai ke tanah Kanaan, namun sebelum memasukinya, Musa naik ke bukit Horeb dan meninggal. Jasadnya diangkat oleh Allah sehingga tidak ada kuburannya. Kepemimpinan Musa selanjutnya digantikan oleh Yosua, seorang jenderal yang takut akan Tuhan.